Tempe, siapa yang tidak kenal makanan khas Indonesia ini. Makanan berbahan dasar kedelai ini tak hanya lezat, namun juga menjadi sumber protein tinggi. Tempe tak hanya disukai orang dewasa, anak-anak pun suka makan tempe. Termasuk si bungsu. Saat di sekolah ada tugas praktik membuat tempe, dia sangat excited. Kapan lagi dia bisa buat sendiri makanan kesukaannya.
Mengenal Tempe, Makanan Sehat yang Ekonomis
Tempe adalah makanan tradisional Indonesia yang terbuat dari kedelai yang difermentasi. Tempe memiliki rasa yang khas dan tekstur yang lembut, serta kaya akan protein dan serat.Sebagai salah satu warisan budaya kuliner Nusantara, tempe telah dikenal luas tidak hanya di Indonesia tetapi juga di berbagai negara sebagai sumber protein nabati yang kaya manfaat.
Meski harganya ekonomis dan terjangkau, tempe memiliki banyak manfaat bagi kesehatan, lho.
Kandungan gizi tempe
Tempe dikenal sebagai makanan yang kaya akan nutrisi. Dalam 100 gram tempe terdapat:
- Protein: 18-20 gram
- Serat: 1-2 gram
- Vitamin B kompleks
- Mineral seperti kalsium, zat besi, dan magnesium
- Senyawa isoflavon yang berfungsi sebagai antioksidan
- Selain itu, proses fermentasi membuat tempe mudah dicerna oleh tubuh, sehingga cocok untuk semua usia.
Manfaat tempe bagi kesehatan
Sumber Protein Tinggi: Tempe merupakan sumber protein nabati berkualitas tinggi yang dapat menggantikan daging dalam pola makan vegetarian.
- Menjaga Kesehatan Pencernaan: Kandungan serat dan probiotik dari fermentasi membantu menjaga keseimbangan mikroba di usus.
- Menurunkan Kolesterol: Isoflavon dalam tempe dapat membantu menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL).
- Mencegah Osteoporosis: Kandungan kalsium dan magnesium mendukung kesehatan tulang.
- Mengandung Antioksidan: Senyawa aktif dalam tempe membantu melawan radikal bebas yang merusak sel-sel tubuh.
Pengalaman Membuat Tempe Sendiri
Pada semester ini, makanan sehat menjadi salah satu tema pembelajaran si bungsu. Tak heran jika salah satu tugas formatifnya adalah membuat tempe sendiri.
Baca Juga : Liburan di Rumah Saja? Lakukan 5 Kegiatan Seru Ini
Agar tidak perlu repot mencari bahan-bahan, saya pun membeli satu pack bahan pembuatan tempe di marketplace.
Dalam satu paket produk tersebut, sudah tersedia semua bahan pembuat tempe. Mulai dari kacang kedelai, ragi, hingga plastik untuk menyimpan tempenya. Praktis. Takarannya juga sudah sesuai. Ada cara pembuatan dalam kemasan produknya. Aman, si bungsu bisa membuatnya secara mandiri.
Langkah pertama: mengenal bahan utama
Semuanya dimulai dengan biji kedelai. Anak belajar bahwa kedelai adalah bahan utama pembuatan tempe. Dengan penuh rasa ingin tahu, mereka memegang biji-biji kecil tersebut dan bertanya-tanya bagaimana bisa berubah menjadi tempe yang biasa mereka makan.
Proses persiapan: merendam dan merebus
Biji kedelai direndam selama beberapa jam untuk melembutkan kulitnya. Setelah direndam, kedelai direbus hingga empuk. Bagian ini menjadi pengalaman seru karena anak-anak bisa membantu mengaduk rebusan dengan hati-hati. Aroma khas kedelai yang sedang dimasak membuat mereka semakin penasaran dengan hasil akhirnya.
Baca Juga : Pengalaman Anak Ikut Ekstrakurikuler Menulis di Sekolah Murid Merdeka
Si bungsu pun sempat bertanya, apa sebab kedelai harus direbus terlebih dahulu. Saya pun menjelaskan, agar kedelai empuk sehingga saat berubah menjadi tempe, tidak keras saat dikonsumsi.
Pencampuran ragi tempe
Setelah kedelai bersih, tiba saatnya mencampur ragi tempe. Pada proses ini anak diajak untuk memahami bahwa ragi adalah “kunci ajaib” yang akan mengubah kedelai menjadi tempe. Mereka mencampurkan ragi dengan biji kedelai sambil mendengarkan penjelasan sederhana tentang proses fermentasi.
Baca Juga : Happy Kamper, Platform Aktivitas Anak Pertama di Indonesia ; Bantu Si Kecil Kembangkan Bakatnya
Apa penyebab tempe gagal? Salah satunya ya di proses fermentasi ini. Jika proses fermentasi gagal, maka bisa jadi tempe gagal dibuat. Oleh karena itu, proses fermentasi ini menjadi penting.
Membungkus kedelai: kreativitas yang tertuang
Langkah berikutnya adalah membungkus campuran kedelai dan ragi dalam daun pisang atau plastik. Anak-anak bebas berkreasi dengan cara membungkusnya, meskipun beberapa hasilnya terlihat lucu dan tidak rapi.
Baca Juga : Cara Membuat Tanaman Hidroponik dengan Paralon yang Mudah Dilakukan Bersama Anak
Namun, di sinilah mereka belajar tentang tradisi lokal, di mana daun pisang sering digunakan untuk makanan tradisional. Namun, kali ini si bungsu tidak membuat bentuk-bentuk yang lain, cukup tempe dalam bentuk persegi, menyesuaikan dengan plastik pembungkus yang sudah ada.
Menunggu fermentasi: pelajaran kesabaran
Setelah selesai membungkus, tempe dibiarkan selama 1-2 hari untuk proses fermentasi. Bagian ini menjadi pelajaran penting tentang kesabaran. Anak dengan antusias menanti perubahan yang terjadi pada tempe.
Mencicipi hasil akhir: kebanggaan yang tak tergantikan
Ketika proses fermentasi selesai, tempe siap diolah menjadi berbagai hidangan lezat. Melihat hasil jerih payahnya, si bungsu merasa bangga dan bahagia. Dia belajar bahwa makanan yang enak membutuhkan usaha dan perhatian.
Penutup
Pengalaman ini tidak hanya mengajarkan anak cara membuat tempe, tetapi juga memperkenalkan mereka pada konsep budaya, ilmu pengetahuan (fermentasi), dan keterampilan hidup. Membuat tempe adalah kegiatan edukatif yang menghubungkan generasi muda dengan tradisi lokal Indonesia.
Baca Juga : 5 Ide Bermain Dolanan Tradisional Berbahan Kayu
Dengan pengalaman ini, anak-anak tidak hanya menikmati makanan, tetapi juga memahami nilai budaya dan menghargai proses di balik setiap makanan yang mereka konsumsi.