Beberapa waktu lalu, saya menghadiri rapat di sekolah anak-anak. Jarak sekolah anak dengan rumah bisa dibilang jauh ya, sekitar 13 km. Maklum, rumah kami di Sidoarjo perbatasan Surabaya. Sedangkan sekolah anak-anak terletak di Surabaya Timur. Nah, berhubung saya lagi penasaran dengan transportasi umum Surabaya terbaru, maka saya putuskan untuk berangkat sendirian. Biasanya, kalau naik kendaraan pribadi atau ojek online, perjalanan bisa menghabiskan waktu sekitar 45 hingga 60 menit. Tapi, kalau naik transportasi umum, bisa sampai 2 jam!
Transportasi Umum di Surabaya
Saya lahir dan tumbuh besar di kota Surabaya. Generasi 90 an seperti saya, dimanjakan dengan mudahnya akses transportasi umum saat itu. Bahkan, sejak SMP hingga kuliah, saya naik transportasi umum dari gang depan rumah. Kebetulan, rumah masa kecil terletak di Surabaya Utara, meski disebut sebagai kawasan kumuh, letaknya strategis. Mudah dijangkau dengan transportasi umum.
Sayangnya, semakin saya bertambah usia, transportasi umum di Surabaya semakin sedikit. Bemo yang dulunya sangat banyak di Surabaya, mendadak jumlahnya semakin sedikit.
Namun, beruntung selama lima tahun terakhir ini, pemerintah kota Surabaya terus bebenah. Lima tahun terakhir ini, transportasi umum Surabaya membaik. Meski tak ada banyak bemo, Surabaya kini punya transportasi umum yang lebih layak. Full AC! Membuat penumpang tetap nyaman meski dalam perjalanan.
Baca Juga : Mau Naik Bus Trans Jatim? Cek Dulu Rute Lengkapnya, Biar Nggak Nyasar!
Transportasi umum Surabaya yang baru tersebut adalah Suroboyo Bus, Semanggi Bus, dan Wira-Wiri. Ketiganya adalah transportasi modern yang pembayarannya hanya bisa dilakukan dengan uang digital. Tidak bisa bayar secara tunai.
Naik Suroboyo Bus dan WiraWiri
Perjalanan saya ke sekolah anak-anak dimulai dengan naik Suroboyo Bus dari halte Dukuh Menanggal Surabaya. Kebetulan hakte ini yang paling dekat dari kantor suami. Jadi, saya bisa berangkat ke halte bareng suami yang pergi ke kantor.
Suroboyo Bus adalah layanan bus umum di Surabaya, Jawa Timur yang dikelola oleh Pemerintah Kota Surabaya. Bus ini memiliki fasilitas modern dan beroperasi di berbagai rute di Surabaya. Bus kebanggaan warga Surabaya ini telah beroperasi sejak tahun 2018. Dulu bus ini hanya melayani rute Purabaya – Jembatan Merah. Kini, rutenya bertambah, armadanya juga semakin banyak.
Kebetulan perjalanan saya ke sekolah anak-anak, naik Suroboyo Bus rute terbaru. Yaitu rute Purabaya – Kampus C Unair (Universitas Airlangga). Rute ini baru diluncurkan pada bulan November tahun lalu.
Selain naik Suroboyo Bus, perjalanan saya ke sekolah anak-anak juga menggunakan Wira-Wiri. Wira Wiri Suroboyo merupakan angkutan feeder yang resmi diluncurkan Pemerintah Kota Surabaya pada Maret 2023. Dengan memberikan pelayanan yang cukup praktis dan hemat, transportasi ini hadir untuk melayani dan mempermudah akses warga menuju lokasi tertentu di berbagai titik Kota Surabaya.
Saat ini, Wira Wira-Wiri Suroboyo punya 11 rute, dua diantaranya adalah rute yang baru diluncurkan, yaitu FD 10 & FD 11. FD 10 melayani perjalan dari Terminal Keputih hingga Bunguran. Sedangkan FD 11 melayani perjalanan dari Terminal Bratang hingga Shelter Bulak.
Nah, dua rute terbaru inilah yang mengantar saya ke sekolah anak-anak.
Pengalaman Naik Transportasi Umum Surabaya
Rapat dimulai pukul 10 WIB. Saya sudah berangkat dari rumah sejak pukul 08.00 WIB. Saya menunggu di halte Dukuh Menanggal. Setelah menunggu 10 menit, bus datang. Berhubung tujuan saya ke Jalan Raya Menur Surabaya, maka saya pun turun di terminal Bratang. Transit untuk naik WiraWiri Suroboyo FD 11. Perjalanan pun berlanjut, saya turun di Halte Narotama, lalu menyebrang ke halte depannya (lupa nama haltenya), untuk transit naik WiraWiri SuroboyoFD 10.
Baca Juga : Pengalaman Naik Bus Trans Jatim, Salah Jurusan dan Kebablasan!
Nah, disini lama banget nunggunya. Ada 35 menit. Lalu nggak ada halte, cuma tanda petunjuk bus stop. Jadi menunggu sambil berdiri. Setelah naik Wira Wiri FD 10, saya turun di halte Kalidami. Beli kopi dulu ke penjual kopi yang ada di Halte. Lanjut jalan 400 meter ke sekolah anak. Finally, setelah perjalanan dua jam, saya pun tiba! Perjalanan 13 km dengan transit 2x ini hanya mengeluarkan biaya Rp.5000 saja.
Iya, di Surabaya, alhamdulillah transportasi umumnya sudah terintegrasi. Naik Suroboyo Bus lanjut Wira-Wiri cukup bayar sekali. Jadi meski saya berpindah tiga kendaraan umum, saya cukup sekali membayar.
Sebenarnya transportasi umum di Surabaya, yaitu Surabaya Bus dan WiraWiri ini uda oke banget. Murah dan nyaman. Cuma, armada terbatas jadi waktu menunggu seringkali lama. Lalu tidak semua tempat pemberhentian bus memiliki halte. Capek juga kalau harus berdiri, belum lagi kalau hujan.
Kalau perjalanan berangkat cukup melelahkan, alhamdulillah saat pulang tidak. Untuk kembali ke rumah, saya kembali menuju halte Kalidami. Saya menunggu WiraWiri Suroboyo FD 10. Setelah menunggu selama 20 menit, WiraWiri Suroboyo FD 10 pun muncul. Saya naik hingga halte Dr. Soetomo. Halte transit untuk menunggu Suroboyo Bus ke arah terminal Purabaya.
Menunggu Suroboyo Bus tidak selama menunggu WiraWiri. Tiga menit kemudian bus muncul. Mungkin, karena memang armada Suroboyo Bus lebih banyak daripada WiraWiri. Selain itu, rute bus lebih pendek. Jadi, tak perlu menunggu lama.
Baca Juga : Suroboyo Bus, Transportasi Terintegrasi yang Nyaman dan Ramah Lingkungan
Perjalanan pulang saya lebih cepat, 75 menit saya sudah sampai di rumah. Mungkin karena saat pulang, saya cukup sekali transit. Jadi lebih cepat.
Penutup
Pengalaman naik transportasi umum ke sekolah anak-anak jadi pengalaman yang berkesan. Saya jadi tahu rute Suroboyo Bus dan WiraWiri yang melewati sekolah anak-anak. Capek sih, tapi ya cukup lah buat pengalaman.
Sebenarnya, transportasi umum di Surabaya sudah cukup baik dan nyaman. Hanya perlu penambahan armada saja, biar masyarakat tidak harus menunggu lama. Selain itu juga perbaikan infrastrukturnya, seperti pengadaan halte yang layak.
Jika transportasi umum bisa terakses dengan mudah dan nyaman, pasti masyarakat semakin tergerak naik transportasi umum. Pada akhirnya, ini bisa mengurangi kemacetan dan emisi.
Sekian cerita pengalaman naik transportasi umum ke sekolah anak. Bagaimana dengan teman-teman? Apakah suka naik transportasi umum juga? Share di kolom komentar, ya!