Sore tadi, kami baru selesai mengikuti konsultasi kurikulum terpersonalisasi SMM (Sekolah Murid Merdeka) untuk kelas si bungsu. Acara konsultasi kurikulum terpersonalisasi ini rutin diadakan setiap awal semester. Tujuannya, agar tercipta sinergitas antara guru, orang tua, dan kawan murid (sebutan murid di SMM).
Apa itu Konsultasi Kurikulum Terpersonalisasi?
Konsultasi kurikulum terpersonalisasi adalah kegiatan konsultasi yang diberikan oleh sekolah untuk memfasilitasi orang tua dan kawan murid terlibat aktif dalam pembelajaran. Konsultasi ini bisa menjadi panduan dalam melaksanakan pembelajaran selama satu semester pembelajaran.
Sesi konsultasi kurikulum terpersonalisasi kawan murid untuk Term 3 Semester 2 Sesi ini wajib diikuti dan akan dilakukan secara daring/online dengan durasi 20 menit sesuai jadwal yang dipilih oleh orang tua murid.
Tujuan sesi ini :
1. Meningkatkan interaksi antara orang tua, anak, dan sekolah untuk mendiskusikan perkembangan belajar anak.
2. Menjadi wadah diskusi tiga arah untuk menentukan kebutuhan belajar anak selama 1 semester.
3. Menyamakan persepsi antara orang tua, guru, dan anak tentang pembelajaran di SMM.
Cerita Konsultasi Kurikulum Terpersonalisasi Aluna
Kami memilih jadwal konsultasi hari ini pukul 15.20 WIB. Alhamdulillah di sesi ini, ayahnya bisa ikut bergabung meski sedang berada di kantor. Aluna yang baru bangun tidur siang juga mengikuti. Dia ada di samping saya.
Bu Arin, wali kelas Aluna membuka percakapan dengan menjelaskan bahwa SMM menekankan pada pencapaian kompetensi kawan murid. Kompetensi pembelajaran di SMM adalah kompetensi masa depan yang dikembangkan melalui kurikulum berbasis kompetensi.
Baca Juga : Cerita Anak Bersekolah di Sekolah Murid Merdeka
Kompetensi pembelajaran di Sekolah Murid Merdeka (SMM) meliputi:
- Berkomitmen
- Mandiri
- Reflektif
- Berprinsip
- Peduli
- Komunikatif
- Bekerjasama
- Sehat
- Berwawasan
- Inovatif
- Berdaya
Menurut ibu guru, kompetensi paling menonjol yang dimiliki oleh Aluna adalah Mandiri dan Berkomitmen.
Selama ini Aluna sudah mandiri dalam melakukan pembelajaran. Dia juga berkomitmen dalam mengerjakan semua tugas-tugasnya.
Metode pembelajaran visual adalah yang paling diminati oleh Aluna. Aluna akan mudah memahami pelajaran ketika melihat contoh nyata. Misalnya, saat belajar tentang ekosistem sabana, Aluna lebih paham setelah menonton video edukatif tentang ekosistem sabana.
Baca Juga : Mengenal Sekolah Blended Learning, Sekolahnya Anak Zaman Now!
Pelajaran yang paling disukai Aluna adalah bahasa Inggris. Aluna juga sangat suka menggambar. Bu guru menyarankan untuk belajar melalui gambar. Misalnya, menggambar siklus hidup kupu-kupu untuk lebih memahami proses metamorfosisnya.
Selain itu, bu guru mengajak untuk lebih sering membaca buku cerita dan menceritakannya kembali. Ini bisa melatih kompetensi Berwawasan dan Komunikatif.
Ah iya, tadi saya juga mengajak Aluna membaca buku dan memahaminya. Meminta dia menceritakan kembali unsur-unsur bukunya. Mulai dari siapa penulisnya, tokoh dan watak yang ada pada cerita, latar, dan alurnya. Alhamdulillah dia mengerti.
Tantangan belajar Aluna adalah sulit konsentrasi saat kelas ramai. Oleh karena itu, bu guru sering memisahkan Aluna dengan bestienya, biar nggak bicara saja di kelas, hehe.
Penutup
Sesi konsultasi kurikulum terpersonalisasi ini menjadi cara mensinergikan orang tua, guru, dan anak dalam proses pembelajaran. Di sini menjadi bukti bahwa kesuksesan pembelajaran itu butuh kolaborasi semua pihak.
Baca Juga : Kemeriahan Festival Murid Merdeka SMM
Melalui konsultasi ini, guru dan orang tua menjadi tahu dan terus mencari tahu, bagaimana strategi belajar yang sesuai untuk anak. Strategi yang tepat akan membantu anak sukses dalam pembelajaran.