Beberapa hari lalu, anak-anak mengikuti kegiatan field trip sekolah. Field trip ini menjadi kelanjutan proses belajar sebelumnya di triwulan satu.
Pada triwulan satu, anak-anak belajar tentang diri sendiri dan lingkungan. Maka di field trip kali ini mereka akan belajar secara langsung bagaimana proses pengolahan sampah dan ekosistem hutan.
Wah, seperti apa keseruannya?
Baca sampai akhir, ya!
Field Trip Aksi Penyelamatan Lingkungan
Field trip aksi penyelamatan lingkungan ini dilakukan di dua tempat, yaitu di PLTSa (Pembangkit Listrik Tenaga Sampah) dan Hutan Pakal Surabaya.
Field trip ini diadakan pada tanggal 28 Oktober 2023. Semua peserta berkumpul di SMM Hub Airlangga Surabaya. Perjalanan ke tempat field trip dilakukan dengan naik bus sekolah milik pemerintah Kota Surabaya.
Field trip ini memiliki beberapa tujuan, diantaranya :
- Memberikan pengalaman bermakna pada anak-anak dalam menggunakan panca indera mereka saat mengamati benda-benda di sekitarnya.
- Mengobservasi ciri-ciri lingkungan hidup sehat/tidak sehat, mengidentifikasi perubahan wujud benda dalam pengolahan sampah.
- Mengidentifikasi secara langsung jenis gaya yang dilakukan saat pengolahan sampah.
- Meningkatkan wawasan anak tentang dampak positif pengolahan sampah.
Field trip ini berbayar Rp. 115.000/anak. Fasilitas yang didapat anak antara lain transportasi ke lokasi, snack sehat, materi pengolahan sampah menjadi listrik, dan bahan praktek ecoprint.
Mengunjungi PLTSa Benowo
Kunjungan pertama pada field trip kali ini adalah ke PLTSA Benowo. PLTSa ini sejak 30 November 2015. PLTSa Benowo merupakan pembangkit listrik berbahan bakar sampah dari Tempat Pembuangan Sampah (TPS) Benowo yang memiliki areal seluas 37,4 Hektar. PLTSa ini pertama kali beroperasi dengan kapasitas 1,65 MW menggunakan teknologi sanitary landfill.
Sanitary landfill ini merupakan sistem pengelolaan dengan cara membuang dan menumpuk sampah di lokasi cekung, memadatkannya, dan kemudian menimbunnya dengan tanah untuk selanjutnya diperoleh gas metan. Sementara metode gasification/zero waste adalah metode untuk mengkonversi sampah padat menjadi bahan bakar gas melalui proses termal (termokimia) dengan pasokan udara terbatas pada suatu reaktor yang disebut dengan gasifier.
Baca Juga : 5 Tempat Wisata Edukatif Di Bandung Yang Murah Dan Bikin Pintar
Zero waste memiliki keunggulan yakni tidak ada sampah yang tersisa dibanding teknologi sebelumnya yang masih memiliki residu. Kedua pembangkit ini langsung terkoneksi dengan sistem 20 kV di Gardu Induk Altaprima, sehingga listrik yang digunakan warga Surabaya ini sudah dipasok energi ramah lingkungan.
PLTSa Benowo Sumbang 122,04 GWh Energi Bersih di Jatim. PLTSa ini menjadi bukti nyata bahwa sampah bisa dikelola menjadi hal yang bermanfaat (listrik).
Baca Juga : 5 Wisata Sejarah Di Medan Yang Layak Dikunjungi
Di PLTSa ini, anak-anak melihat langsung bagaimana mengelola sampah menjadi listrik. Anak-anak belajar bagaimana pengolahan sampah berkelanjutan. Listrik yang sangat bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari, bisa didapatkan dari sampah.
Hutan Kota Pakal Surabaya
Setelah belajar secara langsung bagaimana mengolah sampah menjadi listrik, perjalanan berlanjut ke hutan kota Pakal Surabaya.
Hutan kota seluas 6 hektar ini berfungsi sebagai penyaring udara dan pasokan oksigen bagi Kota Surabaya. Berbagai pohon ditanam seperti cemara udang, ketepeng, sawo kecik, trembesi, mahoni, akasia, bakau, dan waru laut yang rindang menjamin kesejukan kawasan di sekitar hutan kota ini.
Selain pepohonan, terdapat juga tambak – tambak yang diisi dengan ikan. Bibit ikan yang dikembangkan adalah bandeng, udang, dan ikan mas. Selain itu terdapat juga peternakan warga dan kebun urban farming.
Hutan Kota Pakal ini menjadi salah satu destinasi travelling di Surabaya. Bahkan sudah banyak direkomendasikan oleh travel blogger, termasuk blogger Semarang.
Baca Juga : Cimory Dairyland Prigen, Wisata Edukasi Di Pasuruan
Saat ke hutan Pakal, anak-anak bisa belajar langsung tentang ekosistem hutan. Tak hanya menikmati kesejukan hutan kota, anak-anak juga diajak praktek ecoprint.
Ecoprint adalah teknik teknik pencetakan alami di mana daun, bunga, dan bagian tanaman lainnya digunakan untuk mencetak pola pada kain.
Proses ini melibatkan penggunaan panas dan tekanan untuk mengalihkan pigmen alami dari tanaman ke serat kain. Pigmen alami ini memberikan efek warna dan pola yang unik pada kain serta menciptakan tampilan yang menarik dan alami.
Ecoprint sendiri muncul pada tahun 2000 dan dikenalkan pertama kali oleh India Flint. India Flint adalah seorang seniman yang menjadi sosok sentral dalam perkembangan ecoprint. Ia mengembangkan metode ini melalui eksperimen dan penelitian yang mendalam tentang sifat-sifat tumbuhan, pigmen alami, dan serat kain.
Ecoprint ini unik, karena tidak bisa diulang apabila sudah dibuat. Selain itu, tiap daun dan bunga walaupun dari pohon yang sama sangat mungkin menghasilkan pola dan warna berbeda.
Anak-anak membuat ecoprint di atas totebag. Totebag ini nantinya akan dibawa kemana-mana, agar saat belanja tidak perlu menggunakan tas kresek.
Baca Juga : Menikmati Kokeshi Jatim Japan Matsuri, Festival Jepang Pertama Di Surabaya
Setelah membuat ecoprint, anak-anak pun beristirahat. Menikmati semilir angin di hutan Pakal sambil menyantap makanan sehat yang dibawa dari rumah.
Penutup
Anak-anak senang sekali bisa melakukan field trip aksi penyelamatan lingkungan ini. Mereka bisa belajar langsung bagaimana pengolahan sampah menjadi energi listrik sekaligus mengetahui ekosistem hutan.
Tak hanya menambah pengetahuan semata, field trip kali ini juga mampu mengasah kepekaan anak-anak untuk bisa lebih mencintai lingkungan. Melakukan gaya hidup ramah lingkungan.Â