Setelah menentukan problem statement, mahasiswa Kampus Ibu Pembaharu diminta untuk menemukan tim. Ya, nampaknya kolaborasi menjadi hal yang ingin selalu diadakan di perkuliahan Bunda Saliha ini.
Kampanye Ibu Pembaharu
Ah rasanya kalau bicara tentang kampanye, jadi ingat zaman kuliah dulu. Harus mengurusi kampanye presiden BEM Kampus. Hehe, bukan, bukan gitu kampanye di Kampus Ibu Pembaharu ini.
Para mahasiswa diminta melakukan kampanye untuk bisa mendapatkan tim yang solid. Tim ini yang nantinya akan membantu mengatasi masalah yang ingin diselesaikan di tahap Bunda Saliha ini.
Baca Juga : Jurnal Ibu Pembaharu 2 : Dari Review Hingga Kolaborasi
Terus terang, awalnya saya tidak berminat mencari tim di luar keluarga inti. Sebab selama ini sebenarnya suami dan anak-anak saya adalah tim yang sudah sangat membantu saya dalam menyelesaikan pekerjaan saya. Baik perkejaan sebagai ibu rumah tangga maupun saat saya harus konstentarsi menjadi penulis paruh waktu.
Tapi kemudian saya melihat kampanye dari mbak Endang Prasdianti. Saya tertarik dengan program self development yang diusungnya.
Sepertinya saya juga butuh kapasitas untuk terus mengembangkan diri. Menjadi pribadi yang produktif dan bahagia. Tentunya dimulai dari problem statement saya, memiliki manajemen waktu yang baik.
Bengkel Bunda
Saya pun resmi menjadi tim yang dibentuk mbak Endang. Kami terdiri dari 5 orang, dimana 4 diantaranya adalah mahasiswa di Kampus Ibu Pembaharu.
Demi merapatkan barisan, kami melakukan meeting online di hari Jumat, tanggal 23 Juli 2021 lalu. Kebetulan yang hadir 4 orang : saya, mbak Endang, mbak Fuji dan mbak Fahrina.
Diskusi dimulai dengan ice breaker yang menarik dari mbak Endang. Dimana kami harus menggambarkan diri kami dalam jenis minuman. Kami terdiri dari kopi,es teh manis, es krim dan jamu. Kombinasi minuman yang lengkap dan dibutuhkan dalam hidup ya. Harapannya kami bisa saling melengkapi. Hayo coba tebak saya yang mana? wkwkwk.
Kami pun membahas golden rules terlebih dahulu agar tim kami bisa berjalan dengan baik dan mencapai tujuan.
Setelah itu kami memetakan soft skill dan hard skill masing-masing yang kemudian menjadi dasar pemetaan tugas dalam tim.
Sesuai skill yang saya miliki, maka saya mengambil peran sebagai promotion manager. Dimana saya nantinya bertugas membuat narasi promosi dari project yang akan kami buat ini.
Bengkel Bunda adalah nama tim kami. Seru juga saat menentukan nama ini, diskusinya nggak alot kok tapi penuh canda tawa. Masing-masing kami melontarkan ide nama tim yang lucu-lucu.
Kenapa Bengkel Bunda? Sebab kamu ingin tim ini menjadi sarana bagi kami untuk memperbaiki diri. Bisa selesai dengan diri sendiri, memuntaskan masalah yang telah menjadi problem statement. Saya ingin menjadi pribadi yang produktif dan bahagia dengan cara bisa mengantur waktu dengan baik. Seimbang karir dan rumah tangga.
Baca Juga : Baca Juga : Identifikasi Masalah, Langkah Awal Menjadi Ibu Pembaharu
Selain itu, kedepannya kami berharap Bengkel Bunda ini bisa membantu para perempuan lain untuk bisa menghadapi setiap tantangan dalam hidupnya. Mampu produktif dan percaya diri dengan semua minat dan bakatnya masing-masing.
Demikian cerita saya di jurnal materi kedua kali ini. Pengalaman saya menemukan tim yang solid di Kampus Ibu Pembaharu. Bagaimana dengan teman-teman? Sudahkan menemukan tim yang solid di Kampus Ibu Pembaharu ini?
Yuk ceritakan pengalaman teman-teman di kolom komentar ya.
Terima kasih…
#materi2
#membanguntimyangsolid
#ibupembaharu
#darirumahuntukdunia
#hexagoncity
#institutibuprofesional
#semestakaryauntukindonesia