Gede Andika Wira Teja, pemuda inspiratif asal Desa Pemuteran, Buleleng, Bali, telah berhasil memukau Indonesia dengan inisiatif luar biasanya. Melalui program KREDIBALI (Kreasi Edukasi Bahasa dan Literasi Lingkungan), Andika tidak hanya memberikan kontribusi bagi pendidikan anak-anak, tetapi juga turut menjaga kelestarian lingkungan. Upayanya ini mendapat apresiasi, meraih SATU Indonesia Awards pada tahun 2021.
Bermula dari Pandemi
Pandemi COVID-19 yang melanda Indonesia tahun 2020 lalu, memberikan dampak yang signifikan terhadap perkembangan pendidikan. Anak-anak tak bisa lagi pergi ke sekolah. Mereka harus belajar dari rumah.
Ini menjadi perhatian bagi Andika. Di desanya, Pemuteran Bali, banyak anak tidak bisa belajar saat pandemi. Sekolah daring yang ditetapkan oleh pemerintah, tak mampu diakses.
Anak-anak desa Pemuteran tak punya perangkat yang mendukung untuk belajar daring. Mereka tidak memiliki gawai serta akses internet. Akibatnya, mereka memilih untuk tidak belajar. Mereka membantu orang tua bekerja. Pergi melaut atau mencari rumput untuk pakan ternak.
Miris. Bila ini diteruskan, maka akan semakin banyak anak yang putus sekolah. Makin banyak anak yang tidak mendapatkan akses terhadap pendidikan. Ujungnya, kualitas sumber daya manusia pun menurun.
Ini yang menjadi perhatian Andika. Dia tidak bisa diam saja melihat semua ini. Andika pun membentuk KREDIBALI. Sebuah LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) yang bertujuan memberikan akses pendidikan pada anak-anak kurang beruntung di desa Pemuteran.
Merelakan Beasiswa S2
Ketika membentuk KREDIBALI ini, Andika tidak memulai dari NOL. Sebelumnya, dia melakukan riset tantangan bagaimana dampak pandemi terhadap akses pendidikan. Hasil riset ini menjadi pijakan bagi langkah KREDIBALI selanjutnya.
Saat mulai membentuk KREDIBALI, Andika harus merelakan beasiswa S2 di UK (United Kingdom). Dia tak jadi berangkat kuliah. Andika memilih tetap tinggal di Bali dan mengembangkan KREDIBALI.
Tentu saja ini langkah yang berani. Pihak keluarga bahkan sempat menentang. Papanya, bahkan akan mengambilnya untuk kembali ke Perth, Australia. Maklum, papa Andika adalah seorang profesor ternama di salah satu kampus di Perth.
Namun, seiring berjalannya waktu, keluarga pun bisa menerima. Keseriusan Andika dalam mengembangkan KREDIBALI mulai berbuah manis.
KREDIBALI Terus Bergerak
KREDIBALI bermula dari keprihatinan Andika terhadap keterbatasan akses pendidikan anak-anak desa Pemuteran saat pandemi. Seiring berjalannya waktu, tak hanya bergerak dalam bidang pendidikan, KREDIBALI juga memberikan dampak pada lingkungan dan ekonomi masyarakat. Bahkan, kini tak hanya di desa Pemuteran saja, melainkan sudah merambah Denpasar dan Batur.
Les bahasa Inggris gratis
Awal mulanya, Andika memberikan pelajaran bahasa Inggris pada anak-anak kurang beruntung di desanya. Mengapa bahasa Inggris? Sebab, ini adalah pelajaran yang paling aplikatif.
Pemuteran adalah wilayah Bali yang cukup unik. Dihimpit oleh laut dan bukit, menjadikan Pemuteran memiliki keindahan alam yang cantik. Tak heran, desa ini menjadi salah satu destinasi wisata favorit di Bali.
Banyak wisatawan asing yang datang. Bila anak-anak jago bahasa Inggris, ini sangat berguna bagi mereka untuk menjadi tour guide ataupun berjualan kepada wisatawan asing.
Awalnya, Andika memulai dengan 29 anak. Namun, ternyata animo masyarakat desa sangat tinggi. Hingga akhirnya, Andika harus menerima 79 murid.
Andika pun melakukan tes pada semua muridnya. Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan bahasa Inggris mereka, jadi biar bisa belajar sesuai levelnya.
Kolaborasi bersama
Langkah Andika ini didukung oleh stakeholders terkait. Pemerintah desa, Polsek, hingga Babinsa dilibatkan dalam kegiatan ini.
Pemerintah desa memberikan tempat untuk belajar. Ada Banjar yang bisa digunakan sebagai ruang kelas. Tentunya, saat itu tetap harus mengikuti protokol COVID-19. Saat belajar, anak-anak harus memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan.
Saat itu, pembelajaran bahkan diawasi oleh Polsek. Hal ini untuk memastikan bahwa pembelajaran berjalan aman. Tidak berpotensi menularkan virus.
Tidak hanya itu, langkah Andika pun mendapatkan perhatian dari LSM setempat. Mereka pun saling mendukung untuk menjalankan program ini.
Sampah sebagai alat tukar
Andika tidak memberikan les bahasa Inggris secara gratis. Saat anak-anak hendak belajar, mereka harus menyetorkan sampah plastik terlebih dahulu.
Mengapa sampah plastik? Sebab, sebagai daerah wisata, Pemuteran memiliki masalah yang serius dengan sampah plastik.
Langkah ini juga menjadi upaya melestarikan lingkungan. Mengurangi sampah plastik. Sekaligus memberikan edukasi bahwa sampah itu memiliki banyak jenis dan harus dipilah.
Sampah plastik ini selanjutnya ditukar menjadi beras. Ini adalah bentuk kerjasama KREDIBALI dengan Plastic Exchange . Sampah plastik yang sudah dikumpulkan dan terpilah ditukarkan dengan beras. Selanjutnya, beras tersebut didistribusikan kepada para lansia kurang mampu yang ada di sekitar desa Pemuteran.
Merambah Denpasar dan Batur
Andika tak hanya puas di desa Pemuteran saja. Dia ingin KREDIBALI semakin melebarkan manfaatnya.
KREDIBALI pun memulai program di Denpasar. Meskipun Denpasar adalah ibukota, nyatanya di sini juga masih ada anak-anak yang terbatas akses pendidikannya.
KREDIBALI pun memberikan bantuan pendidikan informal bagi anak-anak di Denpasar. Selain itu, Andika juga mengembangkan Kebun Berdaya.
Anak-anak yang ingin belajar di KREDIBALI harus mau merawat kebun ini. Kebun Berdaya ini ditanami sayur-sayuran yang bisa dimanfaatkan oleh orang tua anak-anak. Mereka bisa menghemat anggaran belanja di pasar, dengan memanfaatkan hasil kebun ini.
Harapannya, uang mereka bisa lebih digunakan untuk membiayai sekolah formal anak-anak. Agar anak-anak ini tetap memiliki akses terhadap pendidikan formal.
Saat melakukan hiking, Andika mengetahui bahwa di wilayah Batur, Bali ada masyarakat yang tinggal di tengah hutan lindung. Bisa dibilang ini masyarakat asli Bali yang masih terisolir dari dunia luar.
Jangankan untuk sekolah formal, anak-anak di daerah ini bahkan tidak bisa berbahasa Indonesia. Andika pun tergerak untuk mengembangkan KREDIBALI di Batur.
Tentu saja program KREDIBALI di Batur ini berbeda dari yang ada di Pemuteran dan Denpasar. Di sini Andika mengembangkan sekolah alam. Anak-anak belajar di bawah pohon. Maklum, kawasan tengah hutan.
Sebagai syarat belajar, Andika mengharuskan satu anak menanam satu pohon. Hal ini karena wilayah Batur cukup memprihatinkan. Hutan mulai gundul karena pohon ditebangi untuk mendukung pertanian masyarakat.
Masyarakat Batur adalah petani bawang. Mereka memotong pohon agar sinar matahari bisa mencapai tanaman bawang. Akibatnya terjadi penggundulan hutan.
Andika meminta masing-masing anak menanam pohon di luar area pertanian. Hal ini menjadi jalan tengah. Petani bisa menanam bawang, namun kelestarian hutan tetap terjaga.
Gunakan Konsep Empowering
Andika menggunakan konsep Empowering dalam mengembangkan KREDIBALI ini. Baginya, konsep ini akan lebih berhasil.
Menempatkan masyarakat sebagai subyek, akan lebih berhasil ketimbang dijadikan obyek semata. Dengan konsep ini, akan ada rasa saling memiliki.
Selain itu, penentuan program juga disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat. Inilah yang membuat program KREDIBALI bisa berhasil.
Konsep empowering ini membuat KREDIBALI dan masyarakat terus bersama, berkarya, dan berkelanjutan mengembangkan pendidikan, lingkungan, dan ekonomi.
SIA, Membuka Banyak Pintu Lainnya
Kegigihan dan ketulusan Andika mengembangkan KREDIBALI ini mendapatkan apresiasi dari PT. Astra Indonesia. Andika menjadi salah satu pemenang SATU Indonesia Awards (SIA) tahun 2021.
Bersama KREDIBALI, Andika memenangkan kategori Pejuang Tanpa Pamrih di Masa COVID-19. Upaya Andika mengembangkan pendidikan di masa pandemi, layak di apresiasi.
Bagi Andika, menjadi pemenang SIA ini tak sekadar mendapatkan penghargaan semata. Bukan pula soal nominal hadiah yang besar, melainkan menjadi titik baru dalam perjuangan KREDIBALI.
Pemenang SIA mendapatkan banyak pelatihan yang bisa digunakan untuk menjalankan program lebih baik lagi. Selain itu, juga memperluas jaringan. Kolaborasi dengan banyak pihak semakin terbuka lebar.
SIA membuka banyak pintu baru bagi KREDIBALI dan Andika untuk terus berkembang.
Karma Baik dari Semesta
Perjalanan Andika dalam mengembangkan KREDIBALI mendapatkan karma baik dari semesta. Tahun 2022, Andika mencoba kembali mencari beasiswa.
Hasilnya sungguh mencengangkan. Dia pun mendapatkan kesempatan 7 beasiswa dari berbagai universitas di luar negeri. Luar biasa. Andika pun akhirnya memilih melanjutkan kuliah S2 di Amerika.
Tak cukup sampai disitu, Andika juga mendapatkan kesempatan program leadership dari Obama Foundation. Semua kepentingan pendidikan di Amerika mendapatkan dukungan penuh. Mulai dari biaya kuliah, living cost, hingga laptop dan peralatan lainnya diberikan secara cuma-cuma.
Bahkan, Andika pun sudah mendapatkan promotor dan kampus yang menawarkan kesempatan melanjutkan kuliah S3 nya. Semesta membalas semua kebaikan dan ketulusan Andika.
Kisah Andika ini bisa menjadi inspirasi bagi kita semua. Berbuat baik pada sesama itu tak akan rugi. Saat kita menebarkan kebaikan, maka kebaikan pun akan mendatangi kita.
#LFAAPADETIK2024
Referensi
- https://astramagz.astra.co.id/data/edisi_10_2021/index.html#p=246
- https://open.spotify.com/episode/40qIcaun3cpnaq7manCmDy?si=ITlthgpSTkezjB1KkgnBtQ
- https://www.instagram.com/jejakliterasibali?igsh=cXdsejRlOHg2cXZ4