Ketika Harus Menemani Rawat Inap di Masa Pandemi – Pandemi Corona COVID-19 belum berakhir. Sudah setahun ini kita semua harus berjuang hidup bersama dengan virus yang belum ada obatnya ini. Beruntung sudah ada vaksinnya sekarang, harapannya virus ini bisa ditekan laju penyebarannya.
Saat pandemi ini, tentu kita dituntut harus lebih menjaga daya tahan tubuh. Jangan sampai sakit apalagi jika harus dirawat inap. Tapi bagaimana bila tak dapat dicegah? Bagaimana bila akhirnya kita sakit dan ternyata harus dirawat di rumah sakit? Seperti yang dialami oleh suami tadi malam.
Ketika Sakit Menyerang
Beberapa hari terakhir ini, suami mengeluh perutnya sakit. Perut sebelah kirinya nyeri. Rasanya seperti dicengkram. Dia juga kesulitan BAB (Buang Air Besar).
Awalnya, sakitnya hanya sekali sehari. Namun hari jum at kemarin sakitnya datang lebih sering. Puncaknya di sabtu malam, suami tidak tahan lagi. Dia ingin menemui dokter.
Kami berdua pergi ke dokter pribadi yang bepraktik di dekat kantor suami, jaraknya 6 km dari rumah. Terpaksa, anak-anak ditinggal berdua di rumah. Sebab yangtinya baru saja pulang.
Ternyata, dokter tidak praktik. Kami pun segera meluncur ke rumah sakit Siti Khadihah yang ada di Sepanjang. Maksud hati berobat kr poli penyakit dalam. Apa daya dokter sudah tutup.
Kami pun beranjak ke IGD. Beruntung suami segera ditangani. Proses pelayanan juga cepat. Dokter segera memeriksa kondisi suami.
Berubung yang nyeri adalah perut sebelah kiri, dokter menyarankan untuk dirawat inap. Agar lebih mudah melakukan observasi dan pengobatan.
Baca Juga : Memetik Hikmah Ditengah Corona
Tanpa pikir panjang, saya setuju. Saya pun segera mengurus perlengkapan administrasinya. Tak lupa menelpon adik untuk segera membawa anak-anak ke rumah adik.
Saat Harus Rawat Inap
Petugas rumah sakit bertanya, apa suami punya asuransi. Alhamdulillah punya. Berhubung suami seorang ASN (Aparatur Sipil Negara), maka suami punya asuransi kesehatan. Dulu namanya ASKES, sekarang jadi BPJS Kesehatan.
Meski tidak membawa kartu BPJS, petugas rumah sakit bisa mencatat nomer BPJS suami, sebab datanya sudah bisa diakses secara online. Alhamdulillah, proses administrasi berjalan lancar.
Baca Juga : Posyandu Fair
Saat di IGD, suami pun segera ditangani. Mulai dari cek lab hingga foto rontgen. Setelah itu kami masuk ke kamar perawatan.
Harusnya, suami menerima layanan kamar kelas satu. Tetapi berhubung kamar kelas satu penuh, kami pun harus masuk ke kamar kelas dua. Tak apalah, yang penting segera dapat kamar dan bisa istirahat.
Menjaga Pasien Rawat Inap
Duh, asli saat suami sudah berada di kamar rumah sakit, saya baru kepikiran. Bagaimana dengan saya, jangan sampai saya ikutan drop. Kasihan suami dan anak-anak klo saya drop.
Maka ada beberapa hal yang saya lakukan agar tetap sehat meski harus bolak-balik rumah dan rumah sakit.
1. Makan teratur
Meski lebih banyak menghabiskan waktu di rumah sakit, saya selalu berusaha untuk makan teratur. Jangan sampai telat makan, biar nggak ikutan tumbang. Maklum saya juga punya penyakit maag.
2. Cukup istirahat
Saya juga berusaha tetap cukup istirahat. Meski harus tidur dilantai beralaskan selimut tipis, saya berusaha untuk tidur nyenyak. Atau saat pulang ke rumah untuk berbersih, saya akan menyempatkan tidur sejenak.
Baca Juga : Prinsip CINTA Keluarga Kita dalam Menyusui
3. Minum vitamin
Tak lupa saya minum vitamin. Agar ketahanan tubuh tetap terjaga.
4. Sedia camilan favorit
Cokelat wajib ada! Ya, saya nggak lupa beli cokelat. Saya klo stres lebih sering ngemil, dan cokelat jadi pilihan camilan favorit. Bisa makan camilan favorit, pastinya bikin saya rileks dan bahagia.
5. Tetap menulis
Saya membawa laptop ke rumah sakit. Berusaha tetap menulis setiap hari. Menulis untuk healing dan juga menyelesaikan pekerjaan sebagai content writer.
6. Patuhi protokol kesehatan
Tak lupa saya tetap mematuhi protokol kesehatan. Selalu memakai masker, menjaga kebersihan tangan dan selalu sedia handsanitizer.
Alhamdulillah sejauh ini kondisi suami semakin membaik. Nyerinya hilang dan mulai enak makan. Juga tidak kesulitan BAB.
Saya pun masih sehat dan tetap produktif meski harus menemani suami di rumah sakit.
Menemani rawat inap saat pandemi, memang tidak mudah. Tapi tetap harus dijalani dengan sebaik-baiknya.
Mohon doanya ya, biar suami bisa cepat pulih. Dan saya pun juga selalu sehat.
Terima kasih…
27 Responses
Semangat mba Dee. Semoga pak sunya lekas sembuh
Syafahullah untuk suaminya, Mba.
Ya ampuun, aku baru tau kalo suami opname, mbaa
sekarang udah sehat, kah?
Semogaaaa puliihh, sehat wal afiat semua ya mbaa
tetap jaga kesehatan 😀
memang sehat itu mahal harganya ya mba.. apalagi saat pandemi seperti sekarang nih ya mba. Semoga lekas pulih dan kita juga sehat selalu
semoga suami cepat pulih ya mbaaak…
Rawat inap selama pandemi, pasti rasanya berbeda dg saat normal.
Sudah bener bangeet upaya mbak Dee utk juga menjaga kesehatan pribadi. Jangan sampai nungguin orang sakit malah ikutan sakit.
Semoga suami lekas pulih, ya. Mbak juga jaga kesehatan. Biar tetap semangat saat menemani suami yang sedang sakit
Nomor 5 keren banget mbak, dirumah sakit masih bisa nulis. Dulu pas anak saya masuk RS, saya pun bawa laptop tapi nyatanya nggak fokus heuheu
Pasti beda rawat inap saat situasi normal dan saat pandemi seperti sekarang ya. Syukurlah segera ditangani dan berangsur membaik. Semoga suami cepat pulih ya mbak.
diijinin ya buat menemani rawat inap di rumah sakit? bude ku pernah dirawat di rumah sakit tapi gak ada yang boleh nemenin dan jenguk, jadi yang jaga ya suster aja, palingan yang nemenin atau jenguk cuma sebentar dan nunggu di luar. Semoga suami mba lekas membaik ya
Semoga suaminya lekas sembuh mbk. Pastinya beda banget ya mbk, kondisi menjaga orang sakit di rawat inap saat pandemi dan sebelum pandemi. Kapan hari tetangga ada yang masuk RS, tapi ya gitu nggak ada yang boleh jenguk
Alhamdulillah, semoga suami lekas sembuh ya Mbak, aku juga sempat menemani tante rawat inap di rumah sakit, rada tegang juga hehe
Duh, masih bisa nulis walau nemenin rawat inap. Itu gimana ceritanya. Kalo aku bablas gak karuan inspirasinya. Haha. Semoga suaminya lekas sembuh ya mbaa
Terus terang aku paling menghindari rawat inap, karena sudah bisa dipastikan sesi istirahat aku pasti jauh berkurang.
Apalagi kalau harus share bed. Tidur kudu lurus kayak tiang. Hahaha.
Makanya kalau pun ada yang sakit aku akan "merayu" dokter agar diizinkan rawat jalan.
Kalau pun terpaksi rawat inap, momen yang paling menghibur aku adalah saat "break time" di mana ada snack rumah sakit yang biasanya uenak-uenak dan saat yang bezoek bawa buah tangan. Hahaha.
Tapi ga sampai berdoa ada yang sakit juga biar bisa makan enak.
Semoga suaminya cepat pulih ya, sehat semuanya…
Saya dan suami juga kemarin habis gantian jaga anak sulung yang rawat inap, suami bagian malam, saya bagian siang…
Namanya sakit nggak bisa diprediksi kapan datangnya ya mba. Semoga suami lekas fit kembali, mba dan anak-anak juga sehat selalu, jangan lupa jaga daya tahan tubuh senantiasa.. 🙂
Bener bnget tipsnya kadang yg jaga orang sakit kutanya mesti Ekstra perlindungan ya.. makan teratur walaupun istirahat kurang… Semoga selalu sehat2 ?
beruntung ini bisa ditemani ya mbak, semoga pak suami dan mbak Dee diberikan kesehatan ya. Nunggu orang di rumah sakit itu kadang bisa membuat bosan tapi kalau kita menyibukan dengan kegiatan sendiri bisa melepaskan pikiran juga ya.
Betul Mbak, saat pandemi ini, saya selalu menanamkan kepada anak anak, jangan sampai sakit. Sakit masa pandemi ini bener bener membuat pusing tujuh keliling
Tapi namanya sakit itu semua ketetepan dari Allah, kitapun wajib menerimanya degnan ikhlas ya, Mbak. Jadi apapun kondisinya semoga Allah selalu memudahkan ya,
Semoga lekas baik dan pulih ya Mbak, supaya menulisnya bisa dari rumah saja,
Masya Allah bisa tetap menulis walau merawat pasien ya mba. Hebat euuy kalau saya paling nonton drakor, takut nggak bisa mikir kalau lagi rawat orang sakit. Memang kita juga harus menjaga diri supaya bisa tetap sehat, semangat ya mba.
Iya ya, Mba.. jangankan masa pandemi, ga pandemi aja kita butuh jaga kesehatan diri kita pas jaga yang sakit. Semoga semua sehat-sehat selalu yaa..
sehat2 mb asemoga lekas sembuh
aku belum pernah ke rumah sakit lagi kecuali lahiran dan amit2 moga nggak pasti pusing bagi waktu anak dan suami :"(
semangatttt mbaaaa
Syafahullah untuk suami, Di.
Semoga Allah mudahkan kesembuhannya. Dan salut untuk tetap produktif. Semoga Dian sehat selalu dan anak-anak juga yaa…
Semoga lekas pulih buat suaminya ya Mbak, tentunya perlu banyak bersabar dan tetap menjaga protokol kesehatan
Semoga lekas sembuh ya
Ini couple goal banget deh kayaknya
Sehingga apapun selalu bersama
Lhoalah sakit ya mbak Pak Arifnya, semoga lekas sehat seperti semula. Akhirnya kata dokter sakit apa mbak? Maag ya?
Semoga suami segera pulih, ya, Mbak. Mbak juga diberi kesabaran dan kesehatan. Kereh, ih! Tetap produktif, lho ?
Can you be more specific about the content of your article? After reading it, I still have some doubts. Hope you can help me.