Sore itu suami sibuk mencari buku-bukunya. Dia heran mengapa semua bukunya sudah tidak ada di rak buku. Saat dia bertanya dimana bukunya, dengan santai saya menjawab “bukumu aku pindahin ke kardus”. Dia kaget sekaligus menggerutu. Bukunya tak lebih dari sepuluh, kenapa masih tak diberikan tempat.
“Emangnya itu buku-buku yang di rak penting semua buat kamu?” tanyanya, saya hanya mengangguk. “Emang belum dibaca? kalau sudah dibaca baru dimasukkan kardus.” Saya pun menjawabnya “belum, makanya aku taruh di rak. Jadi sewaktu-waktu butuh ya tinggal ambil”
Dia menggerut lagi, “Kamu jangan cuma output (nulis) saja tapi juga banyakin input (baca)!” Ah,, saya langsung tertohok. Ucapannya benar, selama ini saya lebih sering menghabiskan waktu untuk menulis. Saya merasa tidak punya waktu untuk membaca buku. Padahal membaca adalah sebuah keharusan bagi seorang penulis. Sebagaimana yang dikatakan oleh Stephen King “Membaca adalah sebuah pusat yang tidak bisa dihindari oleh seorang penulis“.
Tak Ada Waktu untuk Membaca?
Kadang saya juga ingin menghabiskan waktu berlama-lama dengan buku. Bagaimanapun membaca adalah kegemaran saya sejak kecil. Buku membuat saya betah berlama-lama menikmati waktu sendiri.
Ah tapi itu dulu sebelum negara api menyerang, eh sebelum saya memiliki kesibukan sebagai ibu rumah tangga. Sejak menjadi ibu rumah tangga, saya merasa tidak memiliki waktu untuk membaca. Rasanya semua waktu habis untuk mengerjakan pekerjaan rumah dan mengurus anak. Kalaupun punya waktu biasanya lebih saya gunakan untuk menulis dan optimasi blog.
Baca Juga : Membangun Karakter di Hexagon City
Ini membuat saya jarang membaca buku. Paling-paling 1 bulan saya hanya membaca satu buku. Itupun bulan-bulan berikutnya kadang bolos. Tak ada buku yang dibaca.
Sedangkan setiap bulan selalu ada buku baru yang saya beli. Saya mudah jatuh cinta pada buku! Tapi nampaknya kecepatan membeli buku ini berbanding terbalik dengan kecepatan membaca buku. Ah…
Membangun Kebiasaan Membaca
Sebenarnya saya rindu membaca. Saya ingin bisa mempunyai waktu untuk membaca. Ternyata keinginan ini sejalan dengan KLIP Reading Habit Tracker yang diadakan oleh KLIP (Kelas Literasi Ibu Profesional).
KLIP Reading Habit Tracker adalah sebuah program yang bertujuan melatih kebiasaan baru : membaca buku minimal 15 menit sehari. Program ini meminta kita menyediakan waktu untuk membaca setiap harinya, bukan menyisakan waktu untuk membaca.
Membaca perlu diberikan tempat dalam kegiatan harian. Dalam sehari ada waktu untuk membaca. Membaca bukan menunggu sisa-sisa waktu.
Baca Juga : Membangun Zona Passion di Hexagon City
Saya tertarik mencoba program ini. Saya memulai program ini 6 hari lalu, tetapi bolos dalam waktu 2 hari. Ada 4 hari yang sudah saya gunakan untuk memulai rutin membaca buku setiap harinya. Saya sediakan waktu 15 menit per hari untuk membaca. Hasilnya? saya berhasil menamatkan satu buah buku dalam waktu 3 hari. Dan saat ini sudah mulai membaca buku dengan judul yang berbeda.
Ah saya senang sekali. Saya bangga pada diri sendiri. Saya bisa punya waktu membaca. Dan saya sangat menikmati waktu membaca itu.
Terima kasih KLIP…
Benar kiranya kata Goenawan Mohammad “Kemampuan membaca itu sebuah rahmat. Kegemaran membaca, sebuah kebahagian“.
Bagaimana dengan teman-teman? Sudahkah menyediakan waktu untuk membaca setiap harinya? Ditunggu komentarnya ya….
0 Responses
Mbak Dian keren euy..memang kebiasaan membaca hrs dipupuk biar jadi habbit ya…aku penasaran sama KLIP ini tuh kaya rumah belajar literasi pusat IP gitu ya Mbak?
Membaca buku setiap hari saya usahakan kalau sedang berada di rumah. Waktunya setiap setelah magrib. Setelah on juz lalu beralih ke beberapa halaman buku.
Pas datang bulan, baca buku terasa lebih maksimal…
Bener nih, kebiasaan baik harus dirutinkan dan ditularkan ke anak2 ya.
Aku juga mau coba ah.
semangaattt
Saya juga suka membaca buku mbak, sampai-sampai ingin punya semua buku dengan pengarang tertentu. Beberapa yang saya suka NH.Dini, Paulo Coelho, Agatha Christie. Tipe moody kalau saya mbak, kadang2 seharian baca buku terus sampai selesai, nanti kalau bosen ya ngedrakor terus…gitu ^^
Saya juga pengin bisa rutin membaca mbak, tapi ternyata benar memang sulit dan harus di paksa. Saya baca buku2 yang ada di rumah, suami yang suka membeli buku, saya ikutan baca. KLIP Reading Habit Tracker ini sebuah komunitas membaca ya mbak, jadi tertarik.
Orang yg suka baca kelihatan sih, omongannya rapi dan berisi. Yang malas baca, apa lagi penulis, pasti susah menuangkan kata2 baik dalam bentuk lisan atau tulisan.
iya mbak
aku kalau gak baca, merasa kurang kaya, termasuk dalam hal perbendaharaan kata
kemarin aku baca buku, mengkaji sama pacarku
tapi hari ini aku gak ada buku, tapi aku blogwalking, hehe
Saya belum bisa menjadwalkan membaca buku pada waktu-waktu tertentu dalam sehari. Tetapi saya selalu berusaha membaca minimal 1 bab dari sebuah buku. Mengingat kalo ga saya niatkan begitu, bisa-bisa satu buku kelarnya 3 tahun kemudian 😀
Sama masalahnya mbak, semenjak jadi ibu rumah tangga intensitas membaca berkurang, daya beli buku juga berkurang nih. Tapi gak boleh jadi alasan ya, semoga bisa membaca dan mau berusaha membaca,.
Wah, KLIP ini salah satu kegiatan di Komponen Komunitas (Rumah Belajar) kah, Mbak?
Iya saya pun ada kendala dalam membaca, memang harus memgalokasikan waktu ya,Mbak.
Aku ini sedang berusaha membaca buku dalam minggu ini satu buku. Harus ditargetkan. Kalau ga beli doang, baca kagak. Apalagi suka ada temen yg ngasih buku untuk direview. Semangaaat…
Bukan sekadar membaca sih ya. kalau instruksi di kelasku, Baca karya penulis-penulis terbaik.
btw tips membaca dari KLIP reading habit menarik untuk di coba nih
AKu juga jadi sangat terbantu sekali dengan adanya Reading Tracker dari KLIP.
Tapi sepertinya kebiasaan membacaku uda berubah niih…lebih seneng baca e-book. Tapi konsekuensinya, mataku mudah lelah.
Heuehu~
Wah keren banget mbak, programnya menarik juga nih, jadi pengen ikutan.. Kalo boleh tau cara ikutan program KLIP ini gimana mbak?
Tidak menyangka menemukan kutipan Goenawan Mohammad di sini. Beliau itu referensi bacaannya WOW banget. Bejibun. Biasanya tiap minggu saya baca kolom Catatan Pinggir di Majalah Tempo. Ada yang mudeng, ada yang puyeng saking tingginya referensinya. Tapi beliau bisa menulis seciamik itu tentu juga lantaran referensinya ya. Dan beliau itu orang yang konsisten menulis, itu hebatnya. Beliau komitmen nulis Catatan Pinggir seminggu sekali, setidaknya. Dulu beberapa kali ketemu beliau, waktu masih kerja di kantor Jakarta. Tapi minder, takut ngomong apa. Wkwkwkwk.
Tahun ini alhamdulillah frekuensi baca buku saya lebih baik ketimbang tahun lalu yang cuma bisa baca 10 buku. Lebih sering baca di ipusnas sih sebenarnya tapi sejak beberapa bulan terakhir saya juga mulai rajin pinjam buku di perpustakaan. Mau beli buku kadang suka eman-eman duitnya sekarang. Heu
baru mulai mbak, hehe
iya mbak, KLIP itu kelas literasi ibu profesional
oh gitu ya teh , mantap teh
iya mbak, good habbit ini
wah mantap mbak indri, hobi bacanya keren
ini komunitas literasi mbak, nggak hanya membaca tapi juga menulis
wah iya ya mbak,
hehe, iya bacanya ganti di blog ya
hhe, mungki bisa di coba menyediakan waktu 15 menit sehari mbak
benar, sy juga baru bisa rutin baca dgn mengikuti anjuran dari KLIP ini
ini yg di tingkat pusat
wah iya,, semangat mbakk
wah iya, biar lebih bagus ya mbak literasinya
wah, aku nggak tahan klo baca ebook teh
nanti bulan januari ada rekrutmen anggota baru
wah keren, bisa sempat bertemu langsung
wah iya, bagus itu mbak klo ada peningkatan