Menyusui adalah proses alami yang memberikan nutrisi terbaik bagi bayi. Namun, ibu dengan golongan darah rhesus negatif (Rh-) memerlukan perhatian khusus karena kondisi ini dapat menimbulkan komplikasi tertentu selama kehamilan atau setelah persalinan. Artikel ini akan membahas secara rinci tentang apa itu golongan darah rhesus negatif, bagaimana pengaruhnya terhadap menyusui, serta langkah-langkah yang dapat diambil untuk memastikan ibu dan bayi mendapatkan manfaat maksimal.
Apa Itu Golongan Darah Rhesus Negatif?
Terus terang, saya baru dengar tentang golongan darah rhesus negatif dari seorang classmates Drakor Class, Manda Alienda. Manchin, begitu saya biasa memanggilnya, adalah salah satu orang di Indonesia yang memiliki golongan darah rhesus negatif. Golongan darah rhesus negatif ini disebut juga golongan darah langka, lho. Hmm, mengapa demikian?
Golongan darah manusia dibedakan berdasarkan sistem ABO dan faktor Rhesus (Rh). Faktor Rhesus ditentukan oleh keberadaan antigen D pada permukaan sel darah merah:
- Rhesus positif (Rh+): Memiliki antigen D.
- Rhesus negatif (Rh-): Tidak memiliki antigen D.
Sekitar 15% populasi dunia memiliki golongan darah Rh-. Golongan darah rhesus negatif ini juga disebut sebagai golongan darah bule. Sebab, golongan darah dengan rhesus negatif banyaknya ada pada ras Kaukasoid, yaitu sekitar 15% dari total populasi.
Baca Juga : Tips Menyusui dan MPASI Saat Mudik
Sedangkan pada penduduk Asia hanya sekitar 1%. Jadi kalau total penduduk Asia ada 4,3 Milyar, pemilik golongan darah dengan rhesus negatif ada 43 juta. Hmm inilah mengapa orang dengan golongan darah rhesus negatif disebut memiliki golongan darah langka.
Pada ibu hamil, ketidakcocokan rhesus antara ibu (Rh-) dan janin (Rh+) dapat menimbulkan komplikasi yang dikenal sebagai penyakit hemolitik pada bayi.
Komplikasi Rhesus Negatif Selama Kehamilan
Ibu hamil dengan golongan darah rhesus negatif berpotensi memiliki beberapa komplikasi. Jika seorang ibu Rh- mengandung bayi dengan Rh+, tubuh ibu dapat mengembangkan antibodi terhadap sel darah bayi. Kondisi ini disebut sensitisasi rhesus, yang dapat terjadi apabila:
- Ada perdarahan selama kehamilan (misalnya akibat trauma, keguguran, atau prosedur medis).
- Darah ibu dan bayi bercampur selama persalinan
Darah ibu dan bayi bercampur selama persalinan.Antibodi ini dapat menyerang sel darah merah bayi pada kehamilan berikutnya, menyebabkan anemia, jaundice berat, atau kondisi serius lainnya.
Baca Juga : Kata Ahli, Ini Tips Menyusui Bayi Saat Puasa
Namun, tidak perlu khawatir. Kecanggihan teknologi kesehatan membuat komplikasi ini bisa dicegah. Untuk mencegah komplikasi ini, ibu hamil Rh- biasanya diberikan suntikan imunoglobulin anti-D pada minggu ke-28 kehamilan dan setelah persalinan, jika bayi memiliki golongan darah Rh+.
Apakah Golongan Darah Rhesus Negatif Mempengaruhi Proses Menyusui?
Sebagai konselor menyusui, terus terang saya belum pernah bertemu ibu dengan golongan darah rhesus negatif yang mengalami tantangan menyusui. Saat ngobrol dengan Manchin pun, tidak ada yang berbeda dengan ibu golongan darah pada umumnya.
Baca Juga : Prinsip CINTA Keluarga Kita Kala Menyusui
Manchin berhasil menyusui dua anaknya, kini tengah bersiap menyambut kelahiran anak ketiga. Memang secara langsung, golongan darah Rh- tidak mempengaruhi kemampuan ibu untuk menyusui.
Namun, ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan:
1. Penyakit hemolitik dan ASI
Jika bayi mengalami penyakit hemolitik akibat ketidakcocokan rhesus, bayi mungkin memerlukan perawatan intensif, seperti transfusi darah atau terapi cahaya untuk jaundice. Dalam situasi ini, pemberian ASI mungkin ditunda sementara waktu, terutama jika bayi dirawat di NICU.
2. Kandungan imunoglobulin dalam ASI
ASI mengandung berbagai imunoglobulin, termasuk IgA, yang membantu melindungi bayi dari infeksi. Bahkan jika bayi mengalami komplikasi akibat ketidakcocokan rhesus, ASI tetap menjadi sumber nutrisi terbaik setelah bayi stabil.
3. Efek obat anti-D
Suntikan imunoglobulin anti-D yang diberikan kepada ibu tidak mempengaruhi produksi ASI maupun kualitasnya. Oleh karena itu, ibu tetap dapat menyusui tanpa khawatir.
Manfaat Menyusui pada Bayi dengan Jaundice
Bayi dengan jaundice (kuning) akibat ketidakcocokan rhesus membutuhkan perhatian khusus. Menyusui tetap direkomendasikan karena:
1. Membantu pengeluaran bilirubin
Kolostrum (ASI awal) kaya akan laksatif alami yang membantu bayi mengeluarkan mekonium, sehingga menurunkan kadar bilirubin.
2. Memperkuat sistem imun
ASI menyediakan antibodi dan nutrisi penting untuk mendukung pemulihan bayi.
3. Mencegah dehidrasi
Bayi kuning sering mengantuk dan mungkin menyusu lebih jarang. Menyusui yang sering membantu menjaga hidrasi bayi dan mencegah komplikasi.
Namun, jika kadar bilirubin bayi sangat tinggi, dokter mungkin merekomendasikan terapi tambahan, seperti fototerapi, bersamaan dengan menyusui.
Saat ini sudah banyak rumah sakit, terutama rumah sakit yang mendukung menyusui tetap mengizinkan ibu memberikan ASI meski bayi di fisioterapi. ASI bisa diberikan dalam bentuk ASIP (ASI Perah) yang diberikan dengan bantuan cup feeder, pipet, maupun sendok. Tidak dengan dot tentunya, agar bayi tidak mengalami bingung puting.
Tips Menyusui untuk Ibu Rhesus Negatif
Tidak ada larangan bagi ibu dengan golongan darah langka untuk menyusui. Ada beberapa tips yang bisa dilakukan agar ibu dengan golongan darah ini bisa sukses menyusui.
1. Pantau kesehatan bayi
Perhatikan tanda-tanda jaundice pada bayi, seperti kulit atau mata yang menguning. Konsultasikan dengan dokter jika kuning tidak membaik dalam beberapa hari.
2. Menyusui sesering mungkin
Susui bayi setiap 2-3 jam untuk merangsang produksi ASI dan membantu mengurangi bilirubin.
Baca Juga : Cara Memberikan ASI yang Benar
3. Jaga kesehatan
Pastikan ibu mendapatkan cukup nutrisi, cairan, dan istirahat untuk mendukung produksi ASI.
4. Dukungan menyusui
Jika bayi dirawat di NICU, ibu dapat memerah ASI untuk diberikan kepada bayi. Konselor menyusui dapat membantu ibu memulai dan mempertahankan produksi ASI.
Kapan Harus Berkonsultasi dengan Dokter atau Konselor Menyusui?
Dalam perjalan menyusui, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter ataupun konselor menyusui. Ibu dengan golongan darah rhesus negatif sebaiknya berkonsultasi dengan dokter atau konselor laktasi jika:
- Bayi terlihat sangat kuning atau mengantuk berlebihan.
- Bayi sulit menyusu atau berat badannya tidak bertambah.
- Ibu memiliki kekhawatiran terkait produksi ASI atau kondisi medis lainnya.
Kesimpulan
Ibu dengan golongan darah rhesus negatif dapat menyusui dengan aman dan memberikan manfaat besar bagi bayi mereka. Dengan pemantauan kesehatan yang baik, pencegahan sensitisasi rhesus, dan dukungan menyusui yang tepat, komplikasi dapat diminimalkan.
Baca Juga : Pekan ASI Sedunia 2021, Perlindungan Menyusui Tanggung Jawab Bersama
Jika teman-teman memiliki pertanyaan atau kekhawatiran, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter atau konselor menyusui terpercaya.
Menyusui adalah perjalanan berharga, dan setiap ibu berhak mendapatkan dukungan penuh untuk menjalaninya dengan baik, termasuk ibu dengan golongan darah langka.
One Response
Meng-ASI-hi ini adalah sebuah proses panjang yang penuh liku-liku. Ciee,,,
Eh tapi beneran lho! Kalau menyusuinya happy seringkali asi itu mengalir deras, tapi kalau stress malah seret. Makanya banyak yang bilang, kalau menyusui itu kudu relaks dan happy, biar si kecil juga happy dalam proses meng-ASI-hi nya. Semangat untuk pejuang ASI. 😀